Kebanyakan reseller sering mengeluh
bingung ketika harus menentukan harga jual produknya. Ada 2 ketakutan
utama yang sering dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga:
- Terlalu murah sehingga khawatir nanti cuma kerja rodi (istilah jika bisnis Anda LARIS MANIS tapi tidak banyak menghasilkan laba)
- Terlalu mahal sehingga tidak bisa bersaing dengan reseller lainnya.
Dua hal itu yang sering menghantui
pikiran reseller sebelum menentukan harga jual. Padahal menentukan harga
jual bagi reseller sebenarnya adalah hal yang mudah dibandingkan jika
produsen yang menentukan harga.
Hal itu dikarenakan reseller tidak perlu
pusing menghitung : harga pokok penjualan, biaya gaji karyawan, biaya
operasional, pajak, perkiraan naik dan turunnya harga bahan baku, dan
masih banyak lainnya.
Reseller hanya perlu mengetahui harga
pokok produk yang sudah ditentukan oleh produsen, bahkan beberapa
produsen juga telah menetapkan harga bersaing atau harga rekomendasi
untuk para resellernya.
Namun yang menjadi masalah selanjutnya adalah:
- Tidak semua produsen memberikan rekomendasi harga kepada para resellernya
- Apakah harga rekomendasi yang disarankan dari pihak produsen itu reasonable diterapkan untuk reseller? Karena biaya ongkir dan keadaan perekonomian setiap daerah jelas berbeda-beda.
Bagi anda yang saat ini masih bingung
atau bahkan sudah menetukan harga namun belum yakin dengan kekuatan
harganya, maka postingan kali ini “Cara Menentukan Harga Jual Suatu Produk” sangat cocok buat Anda.
Postingan kali ini akan banyak
berhubungan dengan angka-angka dan rumus, jadi sebelumnya pastikan
kenangan masa lalu tidak sedang menghantui pikiran anda, karena bisa
mengganggu konsentrasi. Hehe.
Back to topic, mari simak pemaparan kami berikut ini :
MARK UP HARGA
Secara umum rumus keuntungan bagi reseller adalah harga jual dikurangi harga beli.
Contohnya saja jika anda membeli produk senilai Rp. 100.000 dari
produsen, maka yang pasti Anda harus menjual produk diatas harga
tersebut.
Berlaku rumus: Harga beli + X = Harga
Jual (dengan X adalah margin keuntungan anda). Permasalahannya adalah
banyak diantara para reseller yang bingung menentukan nilai X atau
margin tadi dengan perhitungan yang jelas. Akibatnya reseller tidak bisa
memperkirakan angka profit bersih yang tepat. Selanjutnya akan timbul
pertanyaan seperti dibawah ini:
BERAPA MARK UP HARGA YANG HARUS ANDA BERIKAN ?
Menentukan mark up harga sebenarnya
bukanlah hal yang sulit, pada dasarnya Anda hanya perlu menambahkan
sekian rupiah dari harga beli produsen, namun sebenarnya ada beberapa
hal yang harus ditambahkan dan biasanya luput dari pikiran reseller
sehingga yang awalnya merasa sudah untung ternyata malah buntung alias
kerja rodi.
- Biaya Operasional
Meski Anda adalah reseller, akan selalu
ada biaya operasional yang harus disertakan, dan kadang-kadang hal ini
yang tidak dihitung atau lupa diperkirakan. Bukankah Anda perlu biaya
ongkir? Biaya bensin untuk antar barang ke pihak ekspedisi? Biaya
packing? Pulsa dan kuota internet apakah sudah dihitung? Dan yang lebih
penting tenaga kerja dan waktu Anda untuk mengurus itu semua apa sudah
diperhitungkan?
- Biaya Investasi
Biaya investasi disini adalah segala
macam biaya yang nantinya akan Anda gunakan untuk mengembangkan bisnis.
Jelas Anda tentu tidak akan hanya menjual 1 produk itu saja, anda tentu
memiliki target-target tertentu dikemudian hari.
Contoh mungkin 2 tahun lagi Anda sudah
ingin memiliki brand image sendiri dan tidak lagi mengambil barang dari
produsen yang sekarang, atau Anada ingin membuka usaha lain yang
modalnya bisa Anda peroleh dari bisnis ini. Jenis-jenis biaya tersebut
termasuk kedalam biaya investasi yang HARUS dimasukkan sebagai pertimbangan dalam menentukan harga.
Kebanyakan reseller TIDAK PERNAH
memasukkan biaya Investasi kedalam pertimbangan menentukan harga. Pantas
jika banyak sekali reseller yang umurnya tidak everlasting (tidak berlangsung lama)
- Biaya tak terduga
Selalu akan ada hal tidak terduga yang
akan Anda alami ketika menjalankan bisnis, contoh seperti produk rusak,
kesalahan packing, kadaluarsa, dll. Pada awal mula berbisnis jenis biaya
ini memang TIDAK HARUS dimasukkan kedalam factor untuk menentukan
harga, tapi jika anda ingin memulai berbisnis secara professional maka
Anda perlu memasukkan jenis biaya ini.
MARI KITA ASUMSIKAN KE 3 BIAYA TERSEBUT SECARA REAL
Mari kita asumsikan dalam 1 hari Anda
bisa menjual 1 produk, maka dalam 1 bulan Anda mampu menjual 30 pcs
produk. Itu adalah angka perhitungan terendah, jika dalam 1 hari
ternyata Anda bisa menjual lebih dari 1 produk maka itu adalah tambahan
keuntungan buat Anda.
- Biaya Operasional
Biaya operasional meliputi:
- Biaya Ongkir
- Bensin
- Packing
- Kuota
- Dll
Kita asumsikan biaya operasional untuk
30 produk itu sekitar Rp. 500.000 (biaya operasional termaximum). Jadi
Rp. 500.000 : 30 pcs = Rp. 16.667/pcs
- Biaya investasi
Normalnya Biaya investasi itu berkisar
antara 10%-20% dari harga beli produsen. Karena Anda adalah reseller
pemula maka biaya investasi sebaiknya kita ambil angka terkecilnya saja
yaitu 10%.
Jadi: Rp. 100.000 (harga beli dari Produsen) X 10% = Rp. 10.000/pcs
- Biaya tak terduga
Biaya ini sebenarnya adalah termasuk
biaya yang bersifat kondusif. Maka coba kita berikan nilai paling
maksimal sekitar Rp.100.000 (biasanya bisa lebih kecil dari itu)
Jadi : Rp. 100.000 : 30 pcs = Rp. 3.334/pcs
Dari ketiga point diatas maka rumus lengkap harga jualnya menjadi:
Harga Jual = Harga Beli + Biaya operasional + Biaya Investasi + Biaya tak terduga
Harga Jual = Rp. 100.000 + Rp. 16.667 + Rp. 10.000 + Rp. 3.334
Maka hasilnya adalah:
Harga jual = Rp. 130.000/pcs
Jadi kesimpulannya adalah dengan menjual
produk dengan harga Rp. 130.000/pcs Anda sudah terhindar dari kerugian.
Jika Anda ingin menetapkan harga jual lebih dari harga itu, tetap
diperbolehkan, itu adalah tambahan keuntungan bagi Anda. Namun dalam
penentuan harga Anda tetap harus melihat kondisi pasar terlebih dahulu.
Dalam menentukan harga jual suatu
produk, Anda juga dianjurkan untuk melihat kondisi supply dan demand
yang terjadi di pasar. Jika saat permintaannya banyak dan barang sedang
langkah, Anda bisa menjual produk lebih tinggi dari patokan harga itu
tadi. Namun sangat dianjurkan untuk tidak menjual produk dibawah harga itu tadi, atau Anda bisa dianggap kerja rodi.
Apakah Anda sudah mengerti? Jika belum
silakan ulangi untuk membaca kilasan materi diatas. Rumus diatas adalah
patokan dasar seorang reseller dalam menentukan harga jual produk. Anda
masih bisa menambahkan beberapa Variabel yang mungkin belum tercantumkan
pada materi diatas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar