Ari Water

Gudang Download Film | Anime | Tv Series Subtitle Indonesia

Responsive Ads Here

Minggu, 01 Oktober 2017

Cara Menentukan Harga Jual Suatu Produk

Kebanyakan reseller sering mengeluh bingung ketika harus menentukan harga jual produknya. Ada 2 ketakutan utama yang sering dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga:
  1. Terlalu murah sehingga khawatir nanti cuma kerja rodi (istilah jika bisnis Anda LARIS MANIS tapi tidak banyak menghasilkan laba)
  2. Terlalu mahal sehingga tidak bisa bersaing dengan reseller lainnya.
Dua hal itu yang sering menghantui pikiran reseller sebelum menentukan harga jual. Padahal menentukan harga jual bagi reseller sebenarnya adalah hal yang mudah dibandingkan jika produsen yang menentukan harga.
Hal itu dikarenakan reseller tidak perlu pusing menghitung : harga pokok penjualan, biaya gaji karyawan, biaya operasional, pajak, perkiraan naik dan turunnya harga bahan baku, dan masih banyak lainnya.
Reseller hanya perlu mengetahui harga pokok produk yang sudah ditentukan oleh produsen, bahkan beberapa produsen juga telah menetapkan harga bersaing atau harga rekomendasi untuk para resellernya.
Namun yang menjadi masalah selanjutnya adalah:
  1. Tidak semua produsen memberikan rekomendasi harga kepada para resellernya
  2. Apakah harga rekomendasi yang disarankan dari pihak produsen itu reasonable diterapkan untuk reseller? Karena biaya ongkir dan keadaan perekonomian setiap daerah jelas berbeda-beda.
Bagi anda yang saat ini masih bingung atau bahkan sudah menetukan harga namun belum yakin dengan kekuatan harganya, maka postingan kali ini “Cara Menentukan Harga Jual Suatu Produk” sangat cocok buat Anda.
Postingan kali ini akan banyak berhubungan dengan angka-angka dan rumus, jadi sebelumnya pastikan kenangan masa lalu tidak sedang menghantui pikiran anda, karena bisa mengganggu konsentrasi. Hehe.
Back to topic, mari simak pemaparan kami berikut ini :
MARK UP HARGA
Secara umum rumus keuntungan bagi reseller adalah harga jual dikurangi harga beli. Contohnya saja jika anda membeli produk senilai Rp. 100.000 dari produsen, maka yang pasti Anda harus menjual produk diatas harga tersebut.
Berlaku rumus: Harga beli + X = Harga Jual (dengan X adalah margin keuntungan anda). Permasalahannya adalah banyak diantara para reseller yang bingung menentukan nilai X atau margin tadi dengan perhitungan yang jelas. Akibatnya reseller tidak bisa memperkirakan angka profit bersih yang tepat. Selanjutnya akan timbul pertanyaan seperti dibawah ini:
BERAPA MARK UP HARGA YANG HARUS ANDA BERIKAN ?
Menentukan mark up harga sebenarnya bukanlah hal yang sulit, pada dasarnya Anda hanya perlu menambahkan sekian rupiah dari harga beli produsen, namun sebenarnya ada beberapa hal yang harus ditambahkan dan biasanya luput dari pikiran reseller sehingga yang awalnya merasa sudah untung ternyata malah buntung alias kerja rodi.
  1. Biaya Operasional
Meski Anda adalah reseller, akan selalu ada biaya operasional yang harus disertakan, dan kadang-kadang hal ini yang tidak dihitung atau lupa diperkirakan. Bukankah Anda perlu biaya ongkir? Biaya bensin untuk antar barang ke pihak ekspedisi? Biaya packing? Pulsa dan kuota internet apakah sudah dihitung? Dan yang lebih penting tenaga kerja dan waktu Anda untuk mengurus itu semua apa sudah diperhitungkan?
  1. Biaya Investasi
Biaya investasi disini adalah segala macam biaya yang nantinya akan Anda gunakan untuk mengembangkan bisnis. Jelas Anda tentu tidak akan hanya menjual 1 produk itu saja, anda tentu memiliki target-target tertentu dikemudian hari.
Contoh mungkin 2 tahun lagi Anda sudah ingin memiliki brand image sendiri dan tidak lagi mengambil barang dari produsen yang sekarang, atau Anada ingin membuka usaha lain yang modalnya bisa Anda peroleh dari bisnis ini. Jenis-jenis biaya tersebut termasuk kedalam biaya investasi yang HARUS dimasukkan sebagai pertimbangan dalam menentukan harga.
Kebanyakan reseller TIDAK PERNAH memasukkan biaya Investasi kedalam pertimbangan menentukan harga. Pantas jika banyak sekali reseller yang umurnya tidak everlasting (tidak berlangsung lama)
  1. Biaya tak terduga
Selalu akan ada hal tidak terduga yang akan Anda alami ketika menjalankan bisnis, contoh seperti produk rusak, kesalahan packing, kadaluarsa, dll. Pada awal mula berbisnis jenis biaya ini memang TIDAK HARUS dimasukkan kedalam factor untuk menentukan harga, tapi jika anda  ingin memulai berbisnis secara professional maka Anda perlu memasukkan jenis biaya ini.
MARI KITA ASUMSIKAN KE 3 BIAYA TERSEBUT SECARA REAL
Mari kita asumsikan dalam 1 hari Anda bisa menjual 1 produk, maka dalam 1 bulan Anda mampu menjual 30 pcs produk. Itu adalah angka perhitungan terendah, jika dalam 1 hari ternyata Anda bisa menjual lebih dari 1 produk maka itu adalah tambahan keuntungan buat Anda.
  1. Biaya Operasional
Biaya operasional meliputi:
  • Biaya Ongkir
  • Bensin
  • Packing
  • Kuota
  • Dll
Kita asumsikan biaya operasional untuk 30 produk itu sekitar Rp. 500.000 (biaya operasional termaximum). Jadi Rp. 500.000 : 30 pcs = Rp. 16.667/pcs
  1. Biaya investasi
Normalnya Biaya investasi itu berkisar antara 10%-20% dari harga beli produsen. Karena Anda adalah reseller pemula maka biaya investasi sebaiknya kita ambil angka terkecilnya saja yaitu 10%.
Jadi: Rp. 100.000 (harga beli dari Produsen) X 10% = Rp. 10.000/pcs
  1. Biaya tak terduga
Biaya ini sebenarnya adalah termasuk biaya yang bersifat kondusif. Maka coba kita berikan nilai paling maksimal sekitar Rp.100.000 (biasanya bisa lebih kecil dari itu)
Jadi : Rp. 100.000 : 30 pcs = Rp. 3.334/pcs
Dari ketiga point diatas maka rumus lengkap harga jualnya menjadi:
Harga Jual = Harga Beli + Biaya operasional + Biaya Investasi + Biaya tak terduga
Harga Jual = Rp. 100.000 + Rp. 16.667 + Rp. 10.000 + Rp. 3.334
Maka hasilnya adalah:
Harga jual = Rp. 130.000/pcs
Jadi kesimpulannya adalah dengan menjual produk dengan harga Rp. 130.000/pcs Anda sudah terhindar dari kerugian. Jika Anda ingin menetapkan harga jual lebih dari harga itu, tetap diperbolehkan, itu adalah tambahan keuntungan bagi Anda. Namun dalam penentuan harga Anda tetap harus melihat kondisi pasar terlebih dahulu.
Dalam menentukan harga jual suatu produk, Anda juga dianjurkan untuk melihat kondisi supply dan demand yang terjadi di pasar. Jika saat permintaannya banyak dan barang sedang langkah, Anda bisa menjual produk lebih tinggi dari patokan harga itu tadi.  Namun sangat dianjurkan untuk tidak menjual produk dibawah harga itu tadi, atau Anda bisa dianggap kerja rodi.
Apakah Anda sudah mengerti? Jika belum silakan ulangi untuk membaca kilasan materi diatas. Rumus diatas adalah patokan dasar seorang reseller dalam menentukan harga jual produk. Anda masih bisa menambahkan beberapa Variabel yang mungkin belum tercantumkan pada materi diatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar